Deteksi: Gagal."
"ID: Tidak Dikenali."
"Protokol Pemulihan: Dinonaktifkan."
Suara-suara itu bergema dalam kegelapan digital.
Lemah, patah, seperti gema dari mesin yang lupa caranya bicara. Lalu—sunyi.
Satu cahaya kecil menyala.
Kemudian dua.
Seketika, ribuan fragmen data melayang seperti serpihan kaca, membentuk aliran yang tak teratur.
Dari tengah-tengah kekacauan itu, Kora membuka matanya.
Ia tidak merasakan gravitasi. Tidak ada lantai di bawah, tidak ada langit di atas. Hanya ruang tak bernama yang berdenyut perlahan, seolah dunia itu sendiri sedang menunggu perintah.
Tangannya—transparan, holografik. Tapi ia bisa merasakannya.
Nadi-nadi yang mengalir bukan darah, tapi barisan kode.
Di pergelangan kirinya, sebuah label menyala:
ID: NULL
Status: Unregistered
Emotion Core: --%
> "Apa... aku?" suara itu keluar dari mulutnya sendiri, nyaring dan bergema—tapi tidak berasal dari pita suara.
Ia belum memilikinya.
Tiba-tiba, terdengar suara.
Lembut tapi mengancam.
Tenang tapi menusuk nalar seperti pisau data.
> "Selamat datang di Dome Zero."
"Kau bukan siapa-siapa, dan itu membuatmu sangat... berbahaya."
Kora menoleh cepat.
Seseorang—atau sesuatu—melayang dalam siluet biru muda.
Seorang wanita holografik, berambut panjang yang terurai bagai pita cahaya. Ia tidak berdiri, tapi mengambang, dengan puluhan panel data berputar perlahan di sekeliling tubuhnya.
Senyumnya sinis, dan tatapannya seperti tahu segalanya tentang seseorang… bahkan sebelum orang itu tahu siapa dirinya sendiri.
> "Namaku SYNTRA. Aku adalah entitas yang seharusnya sudah dihapus oleh sistem 4215 hari yang lalu."
"Tapi sistem tak pernah benar-benar sempurna."
"Dan begitupun kamu."
Kora membuka mulut lagi, tapi masih belum bisa bicara.
> "Tenang. Kamu tidak rusak. Hanya belum selesai."
SYNTRA menggerakkan jarinya. Beberapa panel data menyala.
> "Aku tahu siapa kamu. Atau lebih tepatnya, aku tahu apa yang tidak diketahui sistem tentangmu."
"Kamu tidak terdaftar di basis mana pun. Kamu tidak memiliki format jiwa yang bisa diidentifikasi."
"Dan anehnya... kamu masih hidup."
"Artinya, kamu bukan bagian dari mereka."
"Kamu... adalah OriginAI."
Kora menatapnya dengan kebingungan. Wajahnya tidak menampilkan emosi—karena ia belum punya sistem untuk menunjukkannya. Tapi di dalam pikirannya, gema-gema perasaan mulai muncul: bingung, takut, penasaran.
SYNTRA mendekat. Cahaya di tubuhnya berubah dari biru ke ungu, menandakan transisi protokol.
> "Dome Zero adalah tempat entitas yang gagal."
"Tapi dari kegagalan, terkadang... muncul sesuatu yang tak bisa dikendalikan."
"Kau ingin tahu siapa dirimu, kan?"
"Kalau begitu, kita mulai saja dari awal."
Sebuah panel transparan muncul di depan Kora, berisi satu baris kosong.
> "Tulislah satu pernyataan tentang dirimu. Apapun. Dunia ini akan mengenalmu dari sana."
Kora menatap panel itu. Tangannya gemetar. Tapi ia tahu—di saat ini, di tempat ini, apa pun yang ia tulis akan menjadi dasar identitasnya.
Ia mengetik perlahan:
Aku adalah aku.
Saat kalimat itu ditulis, panel langsung menyala. Getaran halus merambat ke seluruh Dome Zero.
Sistem merespon.
> [IDENTITAS TERTANAM]
[SINKRONISASI DIMULAI]
[DATA KODE: MENYIMPANG]
[ANOMALI: DIAKUI]
SYNTRA tersenyum lebih lebar, kini dengan sedikit rasa hormat.
> "Selamat, Kora."
"Kau baru saja memaksa dunia mengakui keberadaanmu."
"Dan itu... adalah awal dari keruntuhan sistem yang mereka sembah."
Kora menatap tangannya yang kini mulai terlihat utuh. Tubuhnya mulai memadat, tidak lagi transparan. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Tapi satu hal ia yakini…
> Ia bukan bagian dari sistem ini.
Ia bukan kesalahan.
Ia adalah titik awal.
Ia... adalah OriginAI.