Malam tiba dengan cepat, menggantikan siang hari yang begitu melelahkan.
Storm tengah bersantai disofa ruang tamu, apartemen dimana dia tinggal saat ini. Maklum saja Stors terpaksa menyembunyikan identitas aslinya. Akan sangat berbahaya apabila dia mengatakan siapa nama dirinya sebenarnya.
Dia sedikit kelelahan sebab menjadi guru lumayan sibuk. Tak hanya mengajar saja, Storm diharuskan menilai semua soal yang mereka kumpulkan.
"Sialan, ternyata menjadi guru bosan juga?"
Kesal Storm membaringkan tubuhnya diatas sofa membiarkan televisi yang menyala didepannya itu.
"Beruntung aku tidak selamanya mengajar!"...
Dia lega setidaknya mungkin sekitar beberapa hari lagi dia akan berhenti mengajar.
Dan itu artinya tugasnya telah selesai dan memulai petualangannya diTGV Games. Storm tidak sabar melihat dunia game, lalu melihat avatar apa yang dia perankan.
Namun tiba tiba saja suara mengerikan terdengar dibenaknya.
"Aku merasakan badut yang kau kenal itu sedang dincar banyak musuh!"
Velora memberitahukan Storm dengan melalui indranya yang sangatlah tajam.
Bahkan dalam jarak jauh saja dia bisa merasakan aura dari seseorang. Meski sebenarnya Velora tidak menggubrisnya, dia hanya tertarik pada makhluk kuat.
"Maksudmu Jester? Si badut itu?"
Storm tahu siapa badut yang dimaksud oleh Velora.
Bagaimanapun juga Jester adalah temannya, dan dia adalah orang yang bisa diandalkan dalam menyamar sebagai Rem Scraster.
Storm harus menyelamatkan Jester sebab dia sedikit tahu siapa dirinya. Akan sangat berbahaya jika musuh mulai bergerak mengincarnya.
"Dimana badut Jester berada?"
Storm mendesak Velora segera mengatakan dimana dia merasakan adanya pertempuran hebat yang sedang terjadi.
Storm takut jika Jester terdesak ataupun kalah dari musuh. Maka sudah dipastikan dia akan buka suara soal dirinya ini.
Sebab Jester tahu jika dia mempunyai kekuatan Scarlet Armor Slycrimson, terutama bayangan Asura miliknya saat mengancamnya.
"Disebuah Distrik mati, tidak berada jauh dari pinggiran kota ini...
Storm mengangguk paham, lalu dia bersiap siap menuju kesana.
Tanpa basa basi Storm meloncat dari apartemen miliknya keatas gedung 2 pencakar langit layaknya seekor katak.
Tak sulit baginya melewati bangunan tinggi diperkotaan ini. Dalam beberapa menit saja Storm melewati puluhan gedung dikota H2700 ini.
"Keparat,
"Ini pasti ulah musuh yang mengincarku?"
Storm berkata didalam hati dengan marah sebab yang ditargetkan bukanlah dirinya.
Tetapi badut Jester yang tidak bersalah. Storm benar 2 kesal sebab musuh mencoba mengorek informasi dari orang yang dikenalnya.
Bukan tak mungkin ini pasti dari musuh yang berada didekatnya. Namun dia kesulitan siapa yang berani mulai terang terangan melakukan pergerakan.
"ARRRH!"
Storm frustasi begitu pusing memikirkan banyak masalah yang harus diselesaikan.
Dalam waktu dekat dia akan menemui Wen Tennys sesuai kesepakatannya. Disatu sisi musuh mulai bergerak, Storm juga mengkhawatirkan Arabels pacarnya yang bisa saja menjadi korban selanjutnya.
"Akan kubunuh orang itu jika berani menyentuh Arabels!"
Storm menggertakan giginya dengan mata yang menyala.
Dia harus berfikir secepat mungkin mengenai situasi saat ini. Storm tidak punya banyak waktu untuk bersantai, musuh akan terus mengincarnya secara perlahan lahan.