Sontak saja Jaylon menggertakan giginya dari balik topeng serigala putih yang dipakainya. Dari apa yang dia lihat maka dapat disimpulkan dalam satu hal.
Rem Scraster bukanlah manusia biasa tetapi dia salah satu manusia yang diberkahi kekuatan super yang luar biasa.
"Mengapa kita tidak beradu kekuatan saja?"
Meski begitu, Jaylon mencoba tetap tenang dihadapan musuhnya itu.
Dia harus tampil profesional agar perannya tidaklah buruk, jika sedikit saja menampilkan rasa takutnya maka dia akan dianggap sebagai pecundang.
Jaylon mau tidak mau harus mencari cara kabur dari sini sebab dengan aura darinya saja, Jaylon mengetahui dia tidak sepadan dengan Rem Scraster.
"Baiklah...
"Tanganku gatal sekali, lama tidak memukul besi baja!"
"Hap!
Storm segera melompat kebawah dan berdiri dengan sempurna berhadapan langsung dengan banyak musuh.
Merasa diremehkan semua bawahan Jaylon hendak memberi pelajaran terhadapnya namun Jaylon segera menahannya.
"Hentikan...
"Dia bukan tandingan kalian!"
Jaylon tidak akan membiarkan para bawahannya mati sial menghadapi manusia seperti Rem itu.
Semua bawahannya yang mengenakan topeng serigala merah lantas mundur. Mereka dengan cepat bisa membaca situasi, akan sangat dirugikan menghapi orang kuat.
Mundur adalah pilihan yang bijak demi menyelamatkan nyawa mereka sendiri.
"Aku diperintahkan mencari informasi identitasmu bukan menantangmu berduel!"
Jaylon berbicara mencoba bernegosiasi dengan Rem Scraster untuk tidak melakukan pertarungan.
Dengan kekuatannya yang tak seberapa kuatnya, menghadapinya malah memperburuk keadaan maka bernegosiasi mungkin pilihan yang tepat.
Storm mengangkat alisnya dengan heran.
"Bukankah kau tadi menantangku? Lalu mengapa kau mengajakku berbicara santai?"
Jelas saja Storm bingung dan menduga ini adalah bagian dari rencana liciknya.
Storm benar benar harus siaga jika ini adalah jebakan yang bisa saja muncul entah dari mana.
"Tenanglah, aku tidak selicik yang kau kira!"
Jaylon menanggapi dugaan Storm yang terkesan menganggapnya musuh utamanya.
Tugasnya hanyalah mencari informasi siapa dirinya yang sebenarnya. Maka dia bukanlah musuh utamanya, tuan muda Jeafrys Greyres adalah musuh utama dari Rem Scraster.
Jaylon bisa dibilang penengah dari keduanya, dan tidak akan ikut campur apibila dua orang kuat saling membunuh.
"Menganggap musuh sebagai teman sama saja seekor rusa mendekat kearah seekor singa!"
Storm mempersilahkan orang bertopeng aneh itu untuk melakukan apa yang dia rencanakan.
"Begini saja, dikarenakan aku telah gagal mengambil identitas aslimu maka biarkan aku pergi dari sini...
Jaylon mencari alasan tepat untuk melarikan diri dari Rem Scraster.
Setelah tahu seberapa kuat dia, Jaylon menarik dirinya mengikuti tugas dari tuan muda Jeafrys. Jaylon masih sayang dengan nyawanya, mana mau dia dikorbankan demi atasannya.
Dia juga punya nyawa dan tak selamanya juga dia mengabdi pada tuan muda Jeafrys.
"Maksudmu?"
Storm menggaruk kepalanya bingung mendengar perkataannya itu.
"Aku hanya diperintahkan oleh seseorang yang disebut sebagai tuan muda...
"Maka perkenankan diriku untuk tidak melibatkan masalah ini dengan kau!"
"Bukankah seorang pelayan tidak bisa terlibat dengan urusan dari atasannya?"...
Jaylon mengatakan hal yang sebenarnya dan meminta dia melepaskan dia dan bawahannya.
Tanpa bertarung saja Jaylon merasakan adanya kekuatan mengerikan dibalik musuh tuan mudanya itu.
"Aku akan melepaskan kalian, tapi sampaikan pesan kepada tuan muda yang kalian layani itu...
"Aku Rem Scraster menantangnya berduel secara adil, kapanpun aku menantikannya menjadi santapan Blades Crimson!"
Storm dengan senang hati melepaskan mereka semua, tetapi tentunya dia meminta menyampaikan pesan tantangannya terhadap tuan muda yang dimaksud pria bertopeng serigala putih itu.
Storm penasaran siapa tuan muda itu, lalu mengapa dia membenci bahkan melakukan hal jahat demi menghabisinya.
"Baik, pesanmu akanku sampaikan kepada tuan muda!"
Jaylon mengangguk mengerti tentang pesan tantangan itu.
"Ayo kita kembali kemarkas!"
Jaylon dan semua bawahannya segera melesat menghilang dari tempat ini.
Mereka semua lega tidak bertarung secara langsung melawan orang semengerikan itu. Paling tidak mati, mereka akan mati muda jika nekat menantang orang yang bukan tandingan mereka.
"Cih, bilang saja kalian takut padaku?"...
"Hahaha!"
Storm tertawa menggelegar di Distrik mati YL 901 ini melihat segerombolan orang bertopeng aneh itu berlarian.
Dia hanya tertawa geli menatap pemandangan yang sangat aneh menurutnya. Negosiasi, itu hanya opini saja dengan alibi lolos dari kematian darinya.