Tampak Storm sudah rapi dengan rompi merah dan jaz hitam miliknya. Dia saat ini tampil seperti guru seperti pada umumnya, sebab besok adalah hari terakhir dia mengajar.
Storm harus tampil baik sebagai ucapan perpisahannya dengan semua siswa Zirzota Elite School.
"Perfect?"
Storm memuji dirinya yang terlihat berwibawa didepan cermin.
Lalu setelah itu dia berjalan santai menuju ruang tamu dan hendak berangkat kesekolah. Namun baru saja dia membuka pintu, Storm terkejut lantaran ada seseorang yang menunggunya.
"Kriet!"
Pintu itu berderit lalu terbuka pelan.
"Maaf mengganggu waktu anda tuan!"
Seorang pengantar surat menyambutnya dengan ramah sambil memegang sebuah surat ditangannya.
Dia tidak lain Milestone, dia sengaja menunggu sejak tadi sebab dia kesulitan memanggil penghuni apartemen ini.
Milestone lebih baik menunggu saja daripada harus surat yang dia antarkan gagal, itu sama saja pekerjaannya tidaklah becus.
"Tidak masalah!"
Storm mengangkat bahunya dengan malas tak biasanya ada pengantar surat ketempatnya ini.
"Ini tuan ada surat...
"Seseorang memberikan surat ini kepada anda!"
Milestone menyerah selembar surat yang terlihat misterius sekali.
Storm menerimanya dengan senang hati meski hatinya terasa janggal.
Surat?
Siapa yang mengirim surat kepadanya?
Apakah Arabels?
Storm membantahnya, tidak mungkin pacarnya memberikan dia surat.
Dia bisa bertemu dengannya setiap hari disekolah, lalu apakah ada orang lain yang mengirimnya. Storm memijit pelipisnya pusing memikirkannya.
"Apa kau tahu siapa yang memberiku surat ini?"
Storm bertanya dengan nada penasaran kepada pengantar surat itu.
"Saya tidak bisa mengatakannya tuan sebab dia orang yang misterius mengenakan masker hitam...
Milestone menggelengkan kepalanya tidak bisa memberitahunya.
"Baiklah, terima kasih atas suratnya!"
Storm mengerti, dia tidak mempermasalahkannya sebab pastinya orang itu bukanlah orang biasa.
Dia penasaran sekali siapa yang mengirimnya surat kepadanya.
"Kalau begitu saya permisi tuan!"
"Permisi!"
Milestone pamit undur diri dari hadapan tuan Rem selaku pemilik surat yang dia berikan.
Tak lama pengantar surat itu tidak terlihat lagi dari hadapan.
Storm menghela nafas dengan kasar lalu menyimpan surat itu dimeja ruang tamunya. Lalu Storm berangkat kesekolah karena jam masihlah pagi.
"Mungkin malam nanti akan kulihat isi surat itu?"...
Dikarenakan saat ini dia sibuk sebagai guru, meski besok hari terakhirnya juga mengajar.
Akan tetapi Storm tidak ada pilihan lain lagi, dia harus menyelesaikan pekerjaannya ini sejenak. Nanti malam dia akan membaca isi surat itu, sebenarnya siapa dan apa isi dari balik surat misterius itu.