Cherreads

Chapter 195 - Surat Tantangan Balik

Disebuah apartemen tak begitu megah.

Storm tengah mengamati sepucuk surat yang tergeletak diatas meja ruang tamu itu. Maklum saja hari sudah malam hari, dia bisa mempunyai waktu luang dengan isi surat misterius itu.

Entah darimana asalnya apalagi pengirimnya, dia sama sekali tidak tahu persis.

"Hmm...

"Tidak salah lagi ini bukan dari orang biasa?"

Karena penasaran Storm segera membuka kertas surat itu dengan hati hati.

Lalu dia membaca isi surat itu yang tertulis dikertas dengan seksama. Namun beberapa kata saja baru membaca, Storm lantas merobek surat itu dengan meremasnya dengan kuat.

Dia menyeringai dengan senyuman kesal sebab surat itu bertuliskan hal yang membuatnya marah.

•Rem Scraster, kau adalah manusia munafik yang pernah kulihat•

Kau telah mengambil pujaan hatiku Arabels Everyn, maka jangan salahkan aku jika laki laki tua sepertimu tidak pantas bersanding dengannya.

Akan kupastikan kau menyesalinya karena telah mengibarkan bendera perang kepada keluarga Greyres.

Aku Jeafrys Greyres menantangmu bertarung hidup dan mati diScramble Arena, jika kau tidak tahu tempatnya tunggu saja anak buahku akan menjemput ajalmu.

"Errrrgh!"

Storm benar benar kesal namun tetap berusaha untuk setenang mungkin.

Membaca isi surat dari pengirimnya yakni Jeafrys Greyres maka sudah bisa dipastikan dia memiliki perasaan terhadap pacarnya.

Tentu Storm takut jika Arabels akan dalam bahaya karena dirinya.

"Kau bodoh Jeafrys...

"Aku bukan hanya itu saja tetapi aku abadi, mana mungkin ancaman recehmu ini bisa membuatku takut?"

"Jelas tidak brengsek!"

"Brakk!"

Storm yang kesal menendang meja ruang tamu hingga terpental menabrak tembok apartemen.

Dia tidak terima karena merasa terhina dengan ancaman hidup dan mati itu. Tapi Storm baru teringat satu hal yaitu mungkin saja Jeafrys salah satu Hero APH.

"Tunggu dulu, jika aku membunuhnya secara langsung bukankah itu akan sangat berbahaya?"

"Para Hero lain pastinya akan bergerak mencari jejak asliku?"...

Storm terduduk disofa dengan pikiran jenuh.

Dia baru sadar bisa saja ini adalah jebakan dimana jika dia menunjukkan identitasnya, maka para Hero bisa dipastikan akan bermunculan.

Tak hanya itu, Praksglobal World juga tak akan tinggal diam saja. Mereka akan mengirim personel militer untuk mengepungnya.

"Sial, kalau begini aku terpaksa pura pura menjadi manusia biasa saja?"...

Karena tak ada pilihan lain lagi, tidak mungkin juga dia menggunakan kekuatan penuhnya dipertarungan hidup dan mati.

Dengan amat terpaksa dia memilih bertarung secara adil. Sebab bergerak lengah sedikit saja bisa membuatnya jatuh dalam malapetaka besar yang menimpanya.

More Chapters