Layer Lima Ratusan, meskipun terasa seperti labirin batu dan kegelapan, ternyata tidak sepenuhnya hampa dari peradaban. Ren, setelah ritual pertamanya yang sukses, menghabiskan waktunya untuk menjelajah lebih jauh, merasakan dorongan aneh dari Abyss untuk memahami setiap jengkal keberadaannya. Ia segera menemukan bahwa jurang ini adalah kumpulan dari kekacauan, tetapi kekacauan yang memiliki pola tersendiri.
Ada jejak-jejak keberadaan yang lebih terorganisir di sini. Struktur-struktur batu raksasa yang diukir kasar, bukan oleh alam, melainkan oleh cakar atau sihir. Beberapa gua tampak seperti bekas permukiman, dindingnya dihiasi dengan simbol-simbol kuno yang samar-samar, jauh sebelum eranya. Ini adalah bukti bahwa Ren bukanlah makhluk pertama yang mencoba bertahan hidup atau bahkan membangun di dalam jurang.
Penduduk Abyss juga jauh lebih beragam daripada sekadar Gnasher atau Stalker Fiend. Ren melihat Bone Collector, makhluk Tier 2 (Rendah), yang tubuhnya diselimuti tulang-tulang mangsa, bergerak lambat namun tanpa henti. Ada juga Shadow Lurker, makhluk Tier 2 (Tengah), yang nyaris tak terlihat, menyatu dengan kegelapan, hanya terdeteksi oleh gelombang energi dingin yang mereka pancarkan. Bahkan ada makhluk yang secara samar menyerupai manusia, atau setidaknya, memiliki postur bipedal, namun dengan kulit bersisik atau tanduk yang menonjol—makhluk Tier 2 (Kuat) yang disebut Chasm Dwellers, entah dari mana asal mereka.
Abyss telah ada untuk waktu yang tak terhitung, dan selama itu, ia telah menarik segala macam makhluk. Beberapa terlahir di sini, evolusi brutal dari esensi jurang itu sendiri. Lainnya—dan ini adalah pemikiran yang membuat Ren merinding—mungkin adalah sisa-sisa peradaban yang ditarik masuk dari dunia lain, terjebak di sini, perlahan bermutasi dan beradaptasi hingga mereka menjadi bagian dari Abyss. Atau, mungkin mereka adalah jiwa-jiwa malang yang diseret masuk melalui ritual panggilan yang gagal, atau berhasil, namun sang pemanggil tidak mampu mengendalikan konsekuensinya.
Meskipun disebut "kota" atau "permukiman" itu terlalu muluk, ada area di Layer Lima Ratusan yang berfungsi sebagai pusat gravitasi bagi makhluk-makhluk tertentu. Ren menemukan sebuah lembah besar yang dipenuhi tiang-tiang tulang raksasa yang ditancapkan ke tanah, membentuk semacam pagar kasar. Di dalamnya, ratusan Chasm Dwellers berkumpul, berbagi bangkai besar, atau berduel untuk dominasi. Udara dipenuhi suara geraman, benturan, dan lolongan. Itu adalah "Sarangerak," sebuah nama yang entah bagaimana ia tahu dari bisikan kolektif Abyss. Tempat itu adalah campuran dari pasar, arena, dan penampungan. Kekacauan yang terorganisir di mana yang kuat mengambil, dan yang lemah dilahap.
Ren mengamati dari kejauhan. Aura anehnya masih menjadi masalah. Setiap kali ia mendekati area yang padat, beberapa pasang mata akan menoleh ke arahnya, mencium sesuatu yang berbeda, sesuatu yang asing namun juga kuat. Ia adalah anomali yang baru lahir, dan di Abyss, anomali adalah mangsa atau ancaman.
Saat ia terus bergerak di pinggir Sarangerak, mencoba mengumpulkan informasi dan mencari peluang, Ren merasakan gelombang energi yang berbeda. Ini bukan dari makhluk lokal Abyss. Rasanya seperti sebuah tarikan eterik yang datang dari jauh, dari atas. Itu adalah sensasi yang pernah ia rasakan sebelumnya, di saat-saat terakhirnya di Bumi, sebelum ia diseret ke jurang. Itu adalah panggilan dari dunia lain.
Sebuah lubang kecil terbuka di kehampaan, seukuran telapak tangan, berpendar dengan cahaya kebiruan yang menyilaukan di tengah kegelapan Abyss. Dari celah itu, samar-samar terlihat sekilas pemandangan yang aneh: hutan lebat berwarna hijau zamrud, pedang yang berkilauan, dan aura kekuatan yang aneh. Lalu, sebuah bisikan melintasi celah itu, kata-kata yang tidak ia pahami, namun mengandung hasrat putus asa untuk kekuatan, untuk dominasi, untuk kehancuran.
Celah itu menutup secepat ia muncul, meninggalkan Ren dalam kebingungan yang lebih besar. Abyss tidak hanya menerima persembahan dari makhluk di dalamnya. Ia juga merespons panggilan dari luar. Ini adalah bagian dari sistemnya. Sebuah gagasan yang menakutkan dan menarik melintas di benak Ren. Jika ia bisa mendengar panggilan ini, jika ia bisa menjadi semakin kuat, bisakah ia suatu hari menjadi salah satu entitas yang menjawab panggilan itu? Bisakah ia melihat dunia lain, bahkan jika hanya sebagai instrumen kehancuran bagi Abyss?
Ren merasakan dorongan yang lebih kuat untuk melakukan ritual. Ia harus berburu. Ia harus memberi makan Abyss. Ia harus melampaui Tier 2 dan mencapai Tier 3. Hanya dengan kekuatan, ia dapat memahami kebenaran jurang ini dan tempatnya di dalamnya. Dan siapa tahu, mungkin, suatu hari ia bisa kembali ke tempat asalnya, atau setidaknya, mengintip apa yang ada di sana.