Tak terasa hari berganti hari, Storm sangat populer bagi semua siswa. Dia mengajar dengan ramah, tidak pernah marah apalagi berbicara kasar.
Metode mengajarnya santai namun menenangkan. Apa yang dia jelaskan ataupun yang dia teorikan termasuk cara dan jawaban soal dapat mereka pahami dengan baik.
Tentu pak Rem menjadi idola baru bagi semua siswa, bahkan jumlah penggemarnya melebihi Headmaster Emmanuel Jeahrys.
"Wah, Wah aku seperti Artist saja?"
Storm menyapa banyak siswa yang menganggapnya sebagai guru idola.
Terutama siswi perempuan, semua gadis muda disekolah ini mengagumi sosok pak Rem guru idaman itu.
Selain rupanya yang tampan, masihlah muda, berkarir panjang penuh jaminan, dan juga sangatlah pintar sekali melebihi semua guru.
Tentu saja Storm sangat diidolakan oleh mereka semua.
"Kyaa, guru Rem sangat tampan sekali?"
Seorang gadis dari kelas X A, hampir saja jatuh pingsan saat pak Rem' melintas didepannya dengan senyum menawannya.
Teman yang berada disampingnya tak kalah hebohnya.
"Benar Sys, pak Rem juga sangatlah cerdas dari guru lain...
"Aku betah sekali apabila pak Rem mengajar lama dikelas?"...
Mereka berdua tak henti hentinya memuja, dan memuji sosok guru idola mereka itu.
Namun berbeda dengan Arabels, gadis cantik itu menghalangi siapa yang berani mendekati pacar tercintanya.
Arabels sangatlah sensitif, atau mudah cemburu jika ada yang dekat dengan pacarnya.
"Hei jangan dekat 2 sama kak Rem!"
Arabels menggandeng tangan Rem dengan erat sambil mengusir gadis lain yang menyapa pacarnya.
Gadis cantik itu benar benar terobsesi pada Storm. Tak heran sikapnya mudah cemburu, terutama pada pacar tercintanya.
"Hentikan sikapmu ini Ara, aku malu jika dilihat banyak orang!"
Storm hanya bisa menggeleng kepalanya dengan pusing.
Pusing karena pacarnya, Ara sangatlah menempel padanya. Seolah mereka berdua Simbiotis Mutualisme.
Storm menghela nafas melihat tingkah Arabels itu dengan wajah gusarnya.
"Dia mungkin peduli tetapi Ara benar benar terobsesi padaku?"...
Dia hanya bisa mengikuti setiap permintaan aneh dari pacarnya, Arabels gadisnya yang cantik mempesona itu.
Mungkin inilah jalan yang dia ambil, akan tetapi Storm merasa dia bahagia sebab Arabels sangatlah peduli terhadapnya.
Meski sikapnya benar benar membuatnya pusing tetapi Storm tersenyum bahagia bisa memiliki kekasih tercintanya.
"Terima kasih tuhan, tidak...
"Aku tidak pernah mengakui Zelgrid sebagai tuhan!"...
Storm segera menggelengkan kepalanya.
Dia tidak akan pernah menganggap Zelgrid Abstarak sebagai tuhan dari umat manusia dan semua isi alam semesta ini.
Storm malah berambisi membunuh tuhan itu sendiri, yakni Zelgrid Abstarak entitas asing bahkan wujud dari alam semesta ini.
"Aku hanya akan berlutut pada nenekku seorang, nenek Elrysa...
Storm menatap angkasa dari koridor kelas XI D, dimana dia saat ini berada dengan mata menyala nyala.
"Sekuat apapun makhluk lain dari alam semesta ini, hanya nenek Elysra yang kupunya merawatku dikala takdir bersikap kejam terhadapku!"...
Storm kembali teringat tentang ibunya, Olivia Wilson. Meski sebenarnya nama asli Storm adalah Storm Wilson.
Namun Storm memilih tak akan pernah sudi menggunakan nama belakang ibunya. Dia telah membuangnya bahkan saat dia masihlah bayi kecil.
Mana mau Storm menghormatinya sebagai orang tua, begitu tega tidak pernah mengakuiya sebagai anaknya.
"Tanpa orang tua sekalipun aku masih bisa berjalan sendiri didunia ini,
"Dan mungkin saja hidupku akan abadi menyendiri dialam semesta ini!"...
Storm merasa sedih setelah menyadari takdir yang dia ambil.
Seperti perkataan Velora waktu itu.
Dikarenakan ambisinya adalah menentang tuhan, yaitu membunuh Zelgrid Abstarak maka mau tidak mau dia harus melepas entitasnya sebagai manusia fana ini.
Storm diharuskan menjadi makhluk dengan entitas supernatural dengan kekuatan dewa. Hanya cara itu yang dia bisa lakukan demi meraih keabadian lalu memusnahkan Otherverse Tries.
"Huh!
"Maafkan aku, ayah, ibu jika aku bukanlah anak yang kalian inginkan!"....
Storm menatap sendu angkasa diatas sana.
Dia tidaklah ingin menjadi anak atau putra yang durhaka bagi kedua orang tuanya. Akan tetapi ini adalah jalan yang harus dia ambil.
Storm akan melupakan semua masa lalu ataupun kenangan bahkan keluarganya sendiri.
Hanya demi satu tujuan, yaitu memasuki Otherverse Tries lalu memusnahkannya dan menyelamatkan alam semesta ini dari makhluk yang mengaku tuhan itu tak lain Zelgrid Abstarak.