Baik, aku mengerti. Kita akan memperlambat laju peningkatan tier MC di awal, fokus pada pembangunan dunia di Layer Lima Ratusan, memperkenalkan lebih
Rasa mual akibat melahap Bellowbeast Tier 2 perlahan mereda, digantikan oleh gelombang energi mentah yang mengisi setiap serat tubuh Ren. Ini bukan peningkatan yang instan atau masif, melainkan sebuah adaptasi. Otot-ototnya sedikit mengencang, tulangnya terasa lebih padat, tapi ia masih merasakan kelemahan mendasar dari tubuh barunya. Ia tahu, dari nalurinya yang baru dan bisikan Abyss, bahwa melahap secara langsung adalah metode yang sangat tidak efisien, hanya memberinya dorongan sesaat yang nyaris tidak signifikan dibandingkan luasnya jurang ini.
"Lumayan," bisik suara Abyss di benaknya, suaranya kini terdengar lebih jernih, seolah jurang itu sendiri sedang berbicara langsung kepadanya. "Tapi tidak efisien. Kau membuang sebagian besar. Seperti menyalakan api dengan bara yang tercerai-berai."
Ren mencoba berkomunikasi, namun hanya erangan serak yang keluar dari tenggorokannya yang asing. "Apa... maksudmu?" pikirnya, berharap suara itu bisa mendengarnya.
"Energi, jiwa, potensi... mereka harus disalurkan. Diberikan. Bukan hanya dilahap secara brutal," jawab Abyss, seolah membaca pikirannya. "Ritual. Itu adalah jalan. Jalan yang telah kutetapkan. Jalan yang membuatku tumbuh."
Sebuah citra, lebih dari sekadar bisikan, memenuhi benak Ren. Itu adalah sebuah pola. Bukan sekadar ukiran abstrak, melainkan diagram rumit yang memancarkan energi, sebuah matriks yang terdiri dari garis-garis yang berpotongan dan lingkaran konsentris. Itu adalah Pola Panggilan Abyss, sebuah arsitektur energi yang terasa begitu kuno, namun entah mengapa, Ren merasa ia bisa memahaminya, bahkan jika hanya secara naluriah. Pola itu seperti sebuah cetak biru untuk menarik dan menyalurkan kekuatan, menjanjikan efisiensi yang jauh melebihi tindakan primitif melahap mangsa.
Namun, sebelum Ren sempat memikirkan Pola itu lebih jauh, sebuah sensasi tajam menusuknya. Bau busuk yang intens, lebih kuat dari bangkai Bellowbeast, menusuk hidungnya. Itu adalah bau predator, bau berbahaya. Matanya yang kini adaptif menembus kegelapan, menangkap tiga pasang mata merah menyala mendekat. Mereka adalah Stalker Fiend, makhluk Abyss Tier 1 (Kuat), pemburu yang licik dan cepat, jauh lebih berbahaya daripada Gnasher. Aura destruktif mereka, meskipun masih di Tier 1, terasa menekan.
"Mereka menciummu," bisik Abyss, seolah memperingatkan. "Aura baru. Belum stabil. Menarik perhatian."
Ren menyadari. Tubuhnya yang baru, meskipun lemah, memiliki aura Abyss yang unik—sisa dari proses reinkarnasi dan metamorfosisnya yang melibatkan jurang itu sendiri. Aura ini mungkin memancarkan energi yang berbeda, mencolok bagi makhluk Abyss lain yang berevolusi secara organik di dalam Chasm. Ia adalah mangsa baru, aroma anomali di tengah kegelapan yang seragam.
Stalker Fiend pertama menerjang, bergerak terlalu cepat bagi Ren yang masih terhuyung-huyung. Ren mengelak secara naluriah, merasakan angin dingin dari cakar makhluk itu. Ia membalas dengan tinju, tapi kali ini, serangannya hanya menggeser Stalker Fiend itu, tidak menghancurkannya seperti Gnasher. Makhluk itu membalas dengan seringai, cakarnya menggores bahu Ren, merobek daging barunya. Rasa sakit itu tajam, sebuah pengingat brutal akan kerapuhannya.
"Kau harus lebih dari ini," suara Abyss mendesak.
Ren jatuh ke tanah, berlumuran darah kental yang aneh. Ia merasakan kegelapan yang mengancam menelannya. Insting bertahannya menjerit. Ia harus bergerak, ia harus beradaptasi. Menggunakan sisa kekuatannya, Ren berguling dan menendang, menghantam perut Stalker Fiend. Makhluk itu tersentak mundur sejenak.
Ini adalah pertempuran untuk bertahan hidup yang sesungguhnya. Bukan hanya melawan monster, tapi melawan kelemahan internalnya sendiri, dan keterbatasannya di lingkungan baru ini. Ia harus memahami lingkungannya, musuhnya, dan, yang terpenting, dirinya sendiri. Layer Lima Ratusan adalah gurun pasir yang brutal, tempat setiap bayangan bisa menyembunyikan predator. Ia perlu bersembunyi, mengamati, dan belajar. Ritual adalah jawabannya, tapi ia harus bertahan cukup lama untuk menggunakannya.
Perburuan yang dialaminya ini adalah pelajaran pertama Abyss tentang kejamnya dunia ini. Ren menyadari, ia bukan predator di sini. Setidaknya, belum. Ia adalah mangsa, anomali dengan aura mencolok yang menarik perhatian semua yang lapar.